Agen Togel Indonesia

Sahabat Lama Pemuas Hasrat

Agen Togel Online - Sex dari seorang Lelaki yang bernama Arman. Arman yang bertemu kembali dengan sahabat wanita-nya yang bernama Arin mereka melepas kangen mereka dengan bersetubuh di kantor Arin. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita Sex Sahabat Lama Pemuas Hasrat

Panggil saja namaku Arman, aku disini aku akan mengukirkan sebuah cerita sex saya dengan sahabat wanitaku yang cantik, bertubuh putih mulus dan sexy yang bernama Arin. Sudah lama sekali aku dan Arin tidak bertemu setelah kami sama-sama sudah menikah. Sekitar 3 tahun kami tidak bertemu sampai kini kami bertemu lagi dengan posisi Arin yang sudah janda. Berawal dari iseng-iseng aku membuka facebook ku, aku-pun mencari Arin dari salah satu media sosial itu.

Beberapa menit aku mencari dia di pencarian teman, pada akhirnya aku menemukannya dengan nama account Arin Permatasari. Karena sudah menemykan pada akhirnya akupun mengirim inbox kepadanya, tidak kusangka 1 meini t setelah itu dia membalas dan memberikan momer handphone-nya. Karena aku sangat kangen sekali maka aku-pun langsung menelfonya dan meminta untuk bertemu denganya.

Dulu kami memang sangat akrab sekali, bahkan saking akrabnya kami dulu pernah melakukan hubungan sex walaupun berstatus sebagai sahabat. Aku dan Arin-pun tahu apa yang kami suka dalam hal hubungan sex, dari mulai posisi sex apa dan bagaimana kesukaan kami ketika kami saat bersetubuh. Saat itu Arin meminta aku untuk menemuinya di kantor Arin pada hari sabtu pada siang hari sekitar jam 14.00, karena ada pekerjaan yang harus diselesaikannya pada hari itu.

Singkat cerita hari itu-pun tiba dan aku pergi kekantor Arin yang lokasinya terleletak di jalan Fatmawati, Jakarta. Kebetulan sekali karena hari itu akhir pekan, sebagian besar karyawan perusahaan dijakarta rata-rata tutup. Hanya kantor Arin lah yang buka, dan sesampainya disana aku melihat hanya ada Arin. Saat itu karyawan lainya sudah pulang, karena pada waktu itu memang hanya masuk setengah hari dan hanya Arin yang tersisa.

Pada saat itu ketika aku datang, Arin yang menyambut langsung lalu membukakan pintu dan menyambutku dengan penuh keceriaan.

Demikian-pun dengan aku, walaupun sempat terpana sebelumnya melihat dirinya yang semakin cantik, sensual dan sexy, apalagi dengan penampilannya siang itu yang mengenakan atasan kemeja dengan dilapisi blazer, bawahan rok mini ketat diatas lutut dan sepatu hak tinggi yang menampakkan kakinya yang indah. Kaki Arin sungguh indah dan mulus, ditambah lagi dia masih seperti dulu dengan ciri khas bodynya yang mungin namun sintal.

Beberapa saat aku terpanah oleh keindahan tubuhnya, ditengah pandanganku itu Arin-pun berkata,
“ Man, aku selesaikan pekerjaanku dulu ya, habis itu baru kita hangout, okey… ”, ucap Arin sembari mengajakku ke mejanya.

Setelah itu aku dipersilahkan duduk di kursi samping meja kerjanya, sembari Arin mengerjakan pekerjaanya kami-pun mengobrol. Melihat Arin yang sedang mengerjakan tugasnya aku-pun menawarkan untuk memijatnya,

“ Rin kamu aku pijitin yah, biar enak ngerjain kerjaanya ”, Ucapku lalu bergegas berdiri di belakang kursinya bersamaan dengan hinggapnya kedua tanganku di pundaknya untuk memijat.

“ Eummm, enak sekali yah pijatan kamu Man, udah lama sekali aku nggak kamu pijat, hhe… Jujur aku aku kangen banget sama pijatanmu Man ”, ucap-nya manja sembari mngerjakan pekerjaanya.
“ Ah yang bener, ngomong-ngomong kamu kangen juga nggak sama kecupanku ? ”, ucapku sembari dengan ciumanku pada telinga-nya.

Ketika aku mencium telinga-nya, saat itu Arin langsung menggeliat kegelian, apalagi waktu krah kemejannya agak kusingkapkan dan ciumanku mulai menuju ke leher dan tengkuknya yang mulus dan wangi itu. Sungguh aroma tubuhnya harum alami, akhirnya aku bisa merasakan lagi setelah sekian lama aku tidak bertemu dengan Arin,

“ Oughhh… Sssssss… geli Man… Aghhh… ternyata kamu nggak berubah yah Man sama seperti dulu… Oughhh…” desahnya diiringi ucap nikmatnya lalu dia mematikan komputernya.

“ Kayaknya kita nggak perlu keluar dari sini deh, sebentar ya, aku kunci dulu pintu depannya,” ucap-nya lagi.

Agak lama Arin mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak melihat Arin hanya tinggal mengenakan blazer merahnya yang terkancing seadanya tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Tanpa bicara, Arin langsung menggandengku menuju ruang meeting kecil yang hanya berisi meja bulat dan beberapa kursi,

“ Man, aku kangen banget merasakan kehangatan tubuhmu Man,” ucap-nya lagi.

Sesampainya ruang meeting itu aku-pun bergegas membuka pakaianku. Lalu Arin-pun mendekatiku dan tiba-tiba melumat bibirku yang langsung kusambut dengan meneroboskan lidahku dan menari-nari di dalam mulutnya sambil kadang-kadang mengulum lidahnya. Begitu aku telanjang total, Arin meyuruhku duduk di kursi meeting, sementara dia ambil posisi berdiri dihadapanku sambil pelan-pelan membuka kancing blazernya dengan gaya erotis.

Setelah itu, disingkapnya masing-masing ke samping sehingga muncullah pemandangan yang amat indah. Buah Payudara-nya yang ranum, bulat, dan padat dengan pentilnya yang merah muda itu nampak mencuat menantang, apalagi dengan tubuhnya yang makin basah oleh keringat sehingga kulitnya yang mulus makin berkilat. Belum lagi aku terkagum-kagum melihatnya, Arin langsung duduk dipangkuanku.

Saat itu posisi dia mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan kursiku sehingga posisi buah Payudara-nya tepat persis di mukaku,

“ Udah lama kamu nggak menyantap payudaraku, ayo dong isep Man”, ucap Arin menggodaku.

Kemudian Arin-pun meneruskan melepas blazernya dan menaruh kedua tangannya ke atas senderan kursiku dan menyodorkan Payudara-nya hingga kepalaku terbenam di antara dua bukitnya yang kenyal itu. Torpedo-ku mulai berdiri lagi dengan perlakuannya ini, apalagi aku bebas menghirup aroma tubunya yang bercampur antara parfum dan keringatnya itu. Muncul ideku untuk bermain-main dulu.

Aku menciumi lehernya yang jenjang dan terus ke belakang telinganya. Arin menggeliat kegelian dan membuat hidung dan bibirku menjalar ke ketiaknya yang halus bersih itu, setelah sebelumnya menelusuri lengannya yang lembut. Disitu kuciumi sepuas-puasnya dan kujilat-jilat seputar ketiaknya yang merupakan salah satu kesukaannyaa juga. Kegeliannya membuat kepala Arin menengadah kebelakang sehingga buah Payudara-nya siap dilumat dengan mulutku.

Mulailah aku menjilati dari bawah buah Payudara-nya, terus kesamping dan berlama-lama di seputar putingnya yang makin mengeras, Saat itu Arin tidak sabar lalu mendorong putingnya ke mulutku. Tanpa pikir panjang akupun langsung menyaambut dengan jilatan panjang, gigitan kecil dan hisapan-hisapan lembut di putingnya. Saat itu tubuhnya semakin menggelinjang ketika tanganku mulai beraksi mengusap-usap selangkangannya yang ternyata sudah basah dari tadi.

Kini jariku-pun mulai menyusup ke memek-nya dan kugosok-gosok clitorisnya. Tidak Cuma itu, jari-jariku mulai menerobos masuk ke memek-nya. Dengan paha yang terbuka bebas dengan gerakan maju-mundur yang makin lama makin cepat aku memainkan memek-nya, lalu,

“ Oughhhh… Man, udah Man geli… Aghhhh…. ”, desah Arin.

Saat itu badannya mengejang sembari mendekap erat mukaku di buah Payudara-nya sampai aku sulit bernafas, sementara jariku merasakan hangatnya cairan dari memek-nya. Rupanya Arin baru saja mencapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yang masih mengangkang dan masing-masing bertumpu pada sandaran tangan kursiku. Tubuhnya lalu kuangkat dari kursi dan kurebahkan di meja bulat di depanku.

Kini dengan posisi tubuh di meja dan kakinya menjuntai ke bawah Arin-pun beristirahat sebentar untuk mengembalikan stamina-nya. Sementara Arin yang sedang menghela nafas, aku sediri kembali di kursi untuk mengangkat kedua kakinya dan melepas sepatu hak tingginya. Kemudian setelah itu aku memposisikan kaki Arin di pangkuanku sembari kupijat dengan lembut dari ujung kaki hingga betisnya.

Saat itu aku memaandang sejenak kakinya yang putih mulus dengan jari-jari kakinya yang rapi dan tanpa kutek itu serta betisnya yang ramping berisi. Arin menikmati sekali pijatanku, bahkan waktu kugantikan tugas tanganku dengan bibirku yang menelusuri seluruh permukaan kulit kakinya,
“ Ssssssss… Aghhhh… geli sayang, Oughhh… ” desahnnya.

Saat itu Arin terlihat pasrah menyerahkan kakinya untuk kuciumi dan kujilati dari mulai tumit, telapak kaki hingga jari-jari kakinya. Selain kumainkan lidahku, tak lupa aku mengkulum satu persatu jari kakinya yang kutahu hal itu adalah kesukaanya. Saat itu aku melihat Arin menikmati sekali permainanku ini. Sampai-sampai posisi kedua kakinya jadi tak beraturan karena menahan geli dan nikmat akibat perlakuanku.

Dengan masih terus kucumbui kakinya, saat itu pahanya mulai terbuka sedikit, sehingga satu tanganku bisa bebas menjamah kemulusan paha dan selangkangannya. Puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke atas menelusuri betisnya yang indah, bagian dalam lutut, dan pahanya. Sempat kukecup-kecup lembut kedua paha dalamnya sambil tanganku terus menjelajah ke memek-nya.

Arin menggelinjang, tapi tanpa sadar malah memajukan duduknya ke pinggir meja dan kedua kakinya dikangkangkan ke masing-masing ujung meja, sehingga selangkangannya makin terbuka lebar membuatku makin bernafsu.Tanpa tunggu lagi, kupindahkan mulutku ke memek-nya yang nampak basah, dan kedua tanganku menjamah buah Payudara-nya di atas. Jilatan-jilatan dan isepan-isepanku di memek inilah yang paling disukai Arin.

Dari menyusuri liang senggamanya, kuarahkan kemudian lidahku ke clitorisnya dan kumainkan dengan ujung lidahku hingga Arin mengerang hebat. Tak cuma itu, clitorisnya tak luput juga dari kuluman bibirku yang semakin liar,

“ Man, lidah kamu dikerasin yah dan jilatnya lebih cepat lagi yah… Oughhh…”, ucap Arin meminta sembari tangannya menekan kepalaku ke arah Memek-nya.

Aku mengerti maksud Arin, dia meminta lidahku dikeraskan agar seolah lidahku seperti Torpedo dan ditarik maju-mundur ke liang memek-nya. Arin meronta-ronta, apalagi ketika clitorisnya kujilat berulang-ulang lalu kujulurkan lebih dalam menembus liang memek-nya bersamaan dengan makin cepatnya gerakan maju-mundur pinngul Arin, dan,

“ Oughhhh… Ssssssss…. Aghhhhhh… ”, desahnya dengan tubuhnya yang melengkung dan mengejang.

Saat itu kepala Arin direbahkan kebelakang dan kedua pahanya dirapatkan sehingga menjepit kepalaku yang masih berada di selangkangannya sambil tangannya terus menekan kencang. Tanpa istirahat lagi, dengan cepat aku berdiri dari kursi lalu mengangkat kedua kakinya tinggi ke atas dan kutumpangkan masing-masing di pundakku, sehingga posisi Torpedo-ku tepat berada di depan liang memek-nya yang persis berada di pinggir meja,

“ Oughhh… Enak sayang, terusin sayang… Aghhhh… ”, teriak Arin begitu Torpedo-ku yang tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang memek-nya.

Saat itu juga aku langsung menggerakkan maju-mundur pinggulku yang membuat Arin menjerit-jerit kecil karena menahan geli, setelah mencapai klimaks sebelumnya. Pinggulnya diputar-putarkan mengimbagi gerakan Torpedo-ku yang makin lama makin cepat bergerak maju-mundur. Arin makin pasrah waktu pergelangan kakinya kupegang dan kukangkangkan ke samping sambil terus menggenjot memek-nya.

Baru sebentar Arin tak tahan, dan lebih memilih melingkarkan kakinya ke pinggangku sambil terus menggoyang-goyang pinggulnya. Kesempatan ini kupergunakan dengan merapatkan badanku ke tubuhnya yang indah itu, dan dengan tak henti menggenjot memek-nya, bibir dan tanganku ikut bekerja. Tanganku meremas gundukan Payudara-nya yang ranum, dan bibirku merajalela di wajah dan lehernya.

Torpedo-ku menghujam makin cepat ke liang memek-nya, tidak lupa tanganku menahan kedua tangannya dan bibirku kuturunkan ke putingnya untuk kujilat dan kukulum habis-habisan. Setelah beberapa saat aku dan Arin merasakan tubuh kami mengejang, dan,

“ Oughhh… Crottttttttt…Syurrrrrrr… Crottt… Crotttt…. ”,

Pada akhrinya kamipun orgasme bersamaan. Air mani dan lendir kawin Arin bercampur menjadi satu pada liang senggama Arin. Pasa saat itu ke 2 kaki Ain sangat kencang menghimpit pinggangku, dan tangannya beralih menekan kepalaku ke buah Payudara-nya. Setelah kami mendapatkan klimaks kami, saat itu kami sejenak terdiam untuk menikmati sisa-sisa kenikmatan persetubuhan kami.

Walaupun ruangan itu ber AC, pada asaat itu tubuh kami dipenuhi keringat yang mengucur deras hingga membasahi meja meeting itu. Setelah puas menikmati sisa-sisa persetubihan kami, aku-pun melepaskan kejnatananku dari liang senggama Arin, kemudian aku memandangi tubuh Arin yang indah mulus itu terlentang di atas meja. Nampak wajah Arin yang sensual itu masih tersenyum puas, dan membuatku gemas.

Lalu aku mulai lagi menjelajahi seluruh lekuk liku tubuhnya dengan jilatan-jilatan nakal, Arin cuma bisa menggelinjang pasrah dan dengan manja berkata,

“ Coba aja kamu bisa setiap hari i ke kantorku pasti aku senang sekali Man ”, ucapnya.

Saat itu akupun hanya tersenyum tanpa menjawab. Saat itu karena kami berada dikantor Arin kamipun segera membersihkan diri dengan tisu basah milik Arin, dan kemudian kami memakai pakaian kami kembali. Setelah kami mengenakan pakaian kami, kamipun segera meninggalkan kantor Arin dan sekalia Hangout. Selesai.
Berbagi Google Plus

0 comments:

Post a Comment